Duka Mendalam di Ponpes Al Khoziny: 46 Santri Meninggal, Pencarian Korban Masih Berlanjut
Suasana duka masih menyelimuti kawasan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia. Setelah insiden robohnya bangunan asrama santri pada Sabtu malam, jumlah korban meninggal dunia kini dilaporkan meningkat menjadi 46 orang, menurut data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Kejadian ini menjadi salah satu tragedi pesantren terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Bangunan berlantai dua yang menjadi tempat tinggal puluhan santri runtuh seketika saat sebagian besar penghuni sedang tertidur lelap. Suara dentuman keras terdengar hingga radius ratusan meter, memicu kepanikan di lingkungan sekitar pesantren.
Kronologi Singkat Kejadian
Menurut keterangan beberapa saksi, hujan deras dan angin kencang sempat melanda wilayah tersebut beberapa jam sebelum insiden. Dinding bangunan dikabarkan sudah retak sejak beberapa minggu lalu. Sayangnya, perbaikan belum sempat dilakukan karena kegiatan santri sedang padat menjelang ujian hafalan.
Ketika bangunan ambruk, sebagian besar santri tertimbun reruntuhan. Beberapa berhasil menyelamatkan diri dengan memecahkan kaca jendela dan keluar dari sisi bangunan yang masih berdiri. “Saya hanya bisa teriak minta tolong. Teman-teman banyak yang tertimbun di dalam,” kata salah satu santri yang selamat dengan mata berkaca-kaca.
Evakuasi dan Bantuan Kemanusiaan
Tim penyelamat bekerja tanpa henti selama dua hari berturut-turut. Alat berat dikerahkan untuk mengangkat puing-puing besar, sementara tim medis siaga di posko darurat. Hingga kini, masih ada sejumlah korban yang dilaporkan hilang dan diduga masih tertimbun.
Relawan dari berbagai daerah datang membawa bantuan logistik, obat-obatan, dan makanan siap saji. Banyak warga juga ikut membantu proses pencarian dengan peralatan seadanya.
Respon Pemerintah dan Lembaga Terkait
Presiden Republik Indonesia turut menyampaikan belasungkawa melalui pernyataan resmi, serta memerintahkan Kementerian PUPR untuk melakukan audit struktur bangunan pesantren di seluruh Indonesia. Kementerian Agama juga menyatakan siap memberikan bantuan rehabilitasi dan pembangunan ulang fasilitas Ponpes Al Khoziny setelah proses pencarian korban selesai.
“Ini tragedi nasional yang sangat menyentuh hati kita semua. Para santri adalah generasi penerus bangsa, dan kita tidak boleh abai terhadap keselamatan mereka,” ujar Menteri Agama dalam kunjungannya ke lokasi kejadian.
Harapan dan Doa dari Masyarakat
Sejak berita ini menyebar, ribuan ucapan belasungkawa mengalir di media sosial. Banyak masyarakat Indonesia menggelar doa bersama untuk para korban, baik di masjid, sekolah, maupun rumah.
Pihak keluarga korban berharap agar pemerintah dan pihak pesantren dapat bekerja sama memastikan perbaikan fasilitas ke depan dilakukan sesuai standar keamanan.
Kini, area pesantren masih dipasangi garis polisi dan dijaga ketat. Evakuasi masih berlanjut, sementara suasana haru terus terasa di setiap sudut lokasi.
Tragedi di Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat keras akan pentingnya pengawasan bangunan pendidikan, agar para santri bisa menuntut ilmu dengan aman dan nyaman di masa depan.

