Hadiah Istimewa dari Pramono: Sentuhan New York untuk Wajah Baru Jakarta
Jakarta kembali mendapat kejutan menarik dari salah satu putra terbaiknya. Adalah Pramono, seorang arsitek dan desainer urban asal Indonesia yang telah lama menetap di New York, membawa pulang sebuah “kado istimewa” untuk ibu kota tercinta. Bukan berupa benda biasa, melainkan sebuah karya inovatif yang menggabungkan estetika khas New York dengan nuansa lokal Jakarta.
Proyek yang diberi nama “Urban Oasis Jakarta“ ini merupakan bentuk kontribusi nyata Pramono terhadap perkembangan kota kelahirannya. Ia ingin Jakarta tidak sekadar berkembang secara fisik, tapi juga memiliki jiwa—sebuah ruang publik yang menginspirasi, inklusif, dan ramah lingkungan.
Dari New York ke Jakarta: Visi Besar yang Dibawa Pulang
Pramono telah menghabiskan lebih dari 15 tahun meniti karier di New York, kota yang dikenal sebagai pusat desain dan inovasi urban dunia. Di sana, ia terlibat dalam berbagai proyek prestisius, mulai dari revitalisasi taman kota hingga pengembangan kawasan pedestrian ramah pejalan kaki.
Namun, meski telah sukses di kancah internasional, hatinya tak pernah lepas dari Jakarta. “Saya ingin Jakarta merasakan atmosfer ruang publik seperti di Bryant Park atau The High Line,” ujar Pramono saat konferensi pers peluncuran proyek barunya. “Tempat di mana warga bisa bersantai, membaca buku, atau hanya menikmati suasana kota tanpa merasa terintimidasi oleh beton dan kendaraan.”
Urban Oasis Jakarta: Apa yang Ditawarkan?
Proyek ini berlokasi di kawasan Sudirman yang padat dan hiruk-pikuk. Di atas lahan seluas 1,2 hektare, Urban Oasis Jakarta akan menghadirkan taman kota modern dengan konsep desain berkelanjutan.
Beberapa fitur menarik dari proyek ini meliputi:
-
Amfiteater terbuka untuk pertunjukan seni lokal
-
Zona relaksasi dengan tempat duduk unik bergaya New York
-
Taman vertikal yang menyatu dengan bangunan
-
Jalur sepeda dan pedestrian dengan pencahayaan artistik
-
Kolaborasi mural dari seniman lokal dan internasional
Lebih dari sekadar taman, ini adalah ruang interaktif tempat warga dapat merasakan pengalaman kota yang hidup dan manusiawi.
Filosofi di Balik Proyek: Kado Bukan Sekadar Infrastruktur
Bagi Pramono, proyek ini bukan tentang menciptakan taman semata, tetapi tentang menghadirkan perasaan. Ia ingin semua orang yang datang ke Urban Oasis merasa bahwa Jakarta bisa menjadi kota yang menenangkan, bukan menegangkan.
“Saya melihat Jakarta memiliki energi luar biasa. Tapi energi itu kadang terlalu meledak-ledak. Lewat proyek ini, saya ingin memperkenalkan sisi tenang Jakarta,” katanya.
Yang menarik, seluruh biaya desain dari proyek ini digratiskan oleh Pramono. Bahkan, sebagian dana pembangunan berasal dari hasil kerja sama dengan beberapa sponsor internasional yang selama ini menjadi mitra karyanya di Amerika Serikat.
Respons Pemprov DKI: Apresiasi dan Dukungan Penuh
Gubernur Jakarta menyambut hangat inisiatif ini. Dalam pernyataannya, beliau menyebut bahwa kontribusi seperti ini adalah contoh nyata diaspora Indonesia yang tidak melupakan tanah air.
“Kita sangat mengapresiasi kehadiran Urban Oasis Jakarta. Ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi juga simbol cinta dari anak bangsa yang telah sukses di luar negeri,” ujarnya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun siap mendukung penuh dalam hal perizinan, pengelolaan, hingga promosi proyek ke masyarakat luas.
Antusiasme Warga: Jakarta Butuh Ruang Seperti Ini!
Sejak diumumkan, media sosial langsung ramai membicarakan proyek ini. Banyak warga menyambut positif kehadiran Urban Oasis Jakarta. Mereka merasa Jakarta memang membutuhkan lebih banyak ruang publik yang dapat dinikmati oleh semua kalangan, tanpa harus membayar mahal.
“Saya berharap taman ini benar-benar bisa jadi tempat healing dari padatnya kota,” tulis seorang netizen di Twitter.
Beberapa komunitas juga sudah mengajukan proposal untuk berkolaborasi dalam aktivitas di taman, seperti kelas yoga pagi, pertunjukan seni jalanan, hingga pameran fotografi bertema Jakarta.
Inspirasi untuk Generasi Muda: Pulang dan Berbuat
Kisah Pramono menjadi inspirasi besar bagi banyak anak muda Indonesia di luar negeri. Ia menunjukkan bahwa sukses di luar negeri bukan akhir dari perjalanan, tapi bisa menjadi awal dari kontribusi yang lebih besar bagi bangsa.
Apa yang dilakukan Pramono bukan hanya sebuah kado fisik, tapi juga semangat bahwa siapa pun bisa kembali pulang dan membuat perubahan. Entah lewat seni, teknologi, pendidikan, atau lingkungan.
Penutup: Hadiah yang Tak Ternilai
Urban Oasis Jakarta adalah bukti nyata bahwa cinta pada kota bisa dituangkan lewat karya. Pramono tak membawa pulang medali atau penghargaan, tapi ia memberi hadiah yang jauh lebih berarti—harapan akan kota yang lebih ramah, hijau, dan manusiawi.
Dan kini, warga Jakarta tinggal menunggu kapan mereka bisa duduk di bangku taman itu, menikmati angin sore, sambil tersenyum dan berkata, “Terima kasih, Pramono.”