Jakarta Pimpin Transaksi Digital di Indonesia, 6,2 Juta Warga Sudah Beralih ke Non-Tunai
Jakarta Pimpin Transaksi Digital di Indonesia, 6,2 Juta Warga Sudah Beralih ke Non-Tunai
Jakarta — Pemerintah mencatat bahwa DKI Jakarta menjadi provinsi dengan jumlah pengguna transaksi digital terbanyak di Indonesia. Sekitar 6,2 juta warga ibu kota telah terbiasa melakukan pembayaran secara non-tunai untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari transportasi hingga belanja ritel.
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pramono Anung dalam sebuah forum ekonomi digital nasional pada Senin (22/07/2025). Menurutnya, angka tersebut menunjukkan tingkat adopsi teknologi keuangan digital yang sangat tinggi di Jakarta, sekaligus mencerminkan kesiapan masyarakat dalam menyongsong transformasi digital secara menyeluruh.
“Jakarta saat ini menjadi pusat percontohan penggunaan transaksi digital di Indonesia. Dengan 6,2 juta pengguna aktif, tren ini harus terus didorong agar menciptakan efisiensi ekonomi dan kemudahan layanan publik,” ujar Pramono.
Transportasi dan Belanja Jadi Pemicu Tren
Salah satu sektor yang paling mendorong penggunaan transaksi digital adalah transportasi umum. Masyarakat Jakarta kini banyak menggunakan kartu elektronik maupun aplikasi e-wallet saat membayar TransJakarta, MRT, dan LRT.
“Saya sudah nggak pernah bawa uang tunai kalau naik MRT. Semua cukup tap di ponsel. Lebih cepat dan aman,” kata Dewi (28), karyawan swasta di kawasan Sudirman.
Selain transportasi, sektor ritel modern dan UMKM juga semakin adaptif terhadap sistem pembayaran digital. Mulai dari minimarket hingga pedagang kaki lima kini menerima pembayaran menggunakan QRIS, dompet digital, hingga kartu debit.
Bank Indonesia mencatat peningkatan signifikan dalam transaksi menggunakan QRIS, terutama di DKI Jakarta. Hal ini diperkuat oleh kampanye nasional “Ayo Bayar Digital” yang melibatkan ribuan merchant lokal.
Dukungan Infrastruktur dan Literasi Digital
Tingginya penetrasi transaksi digital di Jakarta tidak lepas dari dukungan infrastruktur yang sudah relatif mapan. Akses internet yang luas, banyaknya jaringan provider digital, serta dorongan dari pemerintah provinsi menjadi faktor kunci.
Gubernur DKI Jakarta, melalui Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Diskominfotik), mengklaim bahwa pihaknya terus mendorong kolaborasi dengan sektor perbankan dan fintech guna memperluas jangkauan transaksi digital ke seluruh lapisan masyarakat.
“Bukan hanya warga muda, tapi juga pedagang pasar tradisional dan lansia harus bisa beradaptasi dengan pembayaran digital. Kami berikan pelatihan dan pendampingan rutin,” ujar Kepala Diskominfotik DKI Jakarta.
Pemerintah juga bekerja sama dengan sejumlah startup untuk memberikan edukasi literasi keuangan digital ke wilayah padat penduduk, seperti Tanah Abang, Kampung Melayu, hingga Jakarta Utara.
Mendorong Efisiensi dan Transparansi
Menurut Pramono, percepatan transaksi digital bukan hanya masalah gaya hidup, tetapi juga bagian dari reformasi sistem ekonomi nasional. Dengan lebih banyak transaksi tercatat secara elektronik, pemerintah dapat meningkatkan transparansi pajak, pengawasan keuangan, serta mengurangi praktik ekonomi informal.
“Transaksi digital adalah jembatan menuju ekonomi yang lebih transparan dan efisien. Jakarta bisa jadi role model untuk kota lain di Indonesia,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa ke depan, berbagai layanan pemerintah — seperti pembayaran pajak kendaraan, retribusi parkir, hingga bantuan sosial — akan lebih banyak disalurkan melalui kanal digital.
Tantangan: Keamanan dan Inklusi
Meski tren positif terus berkembang, pemerintah tetap mewaspadai tantangan yang ada, terutama dalam hal keamanan siber dan inklusi digital. Masih ada masyarakat di pinggiran Jakarta yang belum sepenuhnya memahami cara menggunakan aplikasi pembayaran digital atau takut menjadi korban penipuan online.
Oleh karena itu, otoritas keuangan dan lembaga pengawas teknologi finansial terus memperkuat regulasi perlindungan konsumen. Sertifikasi keamanan, edukasi literasi digital, serta sistem pengaduan menjadi fokus utama.
Penutup
Dominasi DKI Jakarta sebagai wilayah dengan pengguna transaksi digital tertinggi di Indonesia membuktikan bahwa transformasi keuangan berbasis teknologi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga. Dengan strategi yang inklusif dan edukatif, Jakarta tidak hanya menjadi pionir digitalisasi, tetapi juga motor utama menuju Indonesia yang lebih cerdas secara finansial dan modern secara teknologi.