Tri Krisna Mukti, Ketua RW Gen-Z Pertama di Jakarta Utara: Gebrakan Muda, Perubahan Nyata!
Jakarta Utara — Di tengah dominasi generasi senior dalam struktur pemerintahan wilayah, sosok muda bernama Tri Krisna Mukti mencuri perhatian publik. Ia bukan selebriti, bukan pula influencer, tapi gebrakannya sebagai Ketua RW termuda di Jakarta Utara membuatnya viral dan jadi buah bibir masyarakat—terutama di kalangan Gen-Z.
Di usianya yang baru menginjak 24 tahun, Krisna memecahkan stigma bahwa jabatan RW hanya cocok dipegang orang tua. Dengan semangat muda, pola pikir modern, dan pendekatan digital, Krisna membuktikan bahwa anak muda juga bisa memimpin lingkungan dengan profesional dan berdampak.
Dari Aktivis Muda ke Pemimpin Warga
Sebelum dipercaya sebagai Ketua RW di kawasan Kelapa Gading, Krisna sudah aktif sebagai relawan sosial, penggerak komunitas, dan pendorong literasi digital di lingkungan tempat tinggalnya. Ia sering menginisiasi program bersih-bersih lingkungan, pelatihan keterampilan digital untuk ibu rumah tangga, hingga membuat forum remaja untuk menyalurkan kreativitas.
“Awalnya saya cuma ingin bantu lingkungan biar lebih tertata dan produktif. Tapi warga ternyata melihat kerja nyata saya. Akhirnya saya diminta maju jadi RW, dan ternyata dipercaya,” ujar Krisna saat diwawancarai dalam salah satu acara talk show lokal.
Gebrakan-Gebrakan yang Viral
Kepemimpinan Krisna tak butuh waktu lama untuk mencuri perhatian. Dalam 100 hari pertama, ia meluncurkan aplikasi laporan warga berbasis online bernama “RW Kita”, yang memungkinkan warga melaporkan keluhan, sampah menumpuk, atau lampu mati hanya lewat ponsel.
Tak hanya itu, ia juga mengadakan Car Free Day mini setiap hari Minggu di jalan kompleks, bekerja sama dengan karang taruna dan komunitas olahraga. Hasilnya, partisipasi warga meningkat drastis, dan lingkungan menjadi lebih sehat serta kompak.
Langkah lainnya yang viral adalah program “Ngopi Bareng RW”, di mana Krisna secara rutin duduk bersama warga di warung kopi sambil diskusi santai. Forum ini terbukti efektif mengurai konflik kecil di lingkungan dan mempererat hubungan antarwarga.
Gen-Z yang Melek Digital, Tapi Dekat dengan Akar Budaya
Meski lekat dengan teknologi dan gaya hidup modern, Krisna juga dikenal sebagai sosok yang tetap menghormati nilai-nilai lokal dan kearifan budaya. Dalam setiap kegiatan RW, ia selalu menyisipkan unsur tradisional seperti rebana, tarian Betawi, hingga lomba masak antar-RT yang melibatkan semua generasi.
“Gen-Z itu harus adaptif. Kita bisa pakai teknologi, tapi jangan sampai lupa jati diri. Justru saya ingin membuktikan bahwa modernitas bisa bersanding dengan budaya,” ujar Krisna.
Tanggapan Warga dan Tokoh Setempat
Kepemimpinan Krisna disambut hangat oleh warga. Banyak yang awalnya ragu, tapi kini justru bangga punya Ketua RW yang bisa jadi panutan. “Anaknya muda, tapi kerjanya nyata. Dia enggak banyak janji, tapi langsung jalan,” ucap Bu Marni, salah satu warga senior.
Tokoh masyarakat pun memuji pendekatan Krisna yang kolaboratif dan partisipatif. Beberapa wilayah di Jakarta bahkan mulai meniru beberapa program yang digagas olehnya.
Penutup: Harapan Baru dari Sosok Muda
Kisah Tri Krisna Mukti bukan sekadar cerita viral. Ia adalah simbol dari semangat baru, bahwa generasi muda bisa menjadi agen perubahan, bahkan di lingkup sekecil RW sekalipun. Sosoknya menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya untuk tak takut terjun ke dunia pengabdian.
Dengan semangat gotong royong, inovasi digital, dan pendekatan hati ke hati, Krisna membuktikan bahwa menjadi pemimpin tak harus menunggu tua. Yang dibutuhkan hanyalah keberanian, kerja nyata, dan cinta pada lingkungan sekitar.
Gebrakan Ketua RW Gen-Z ini jadi bukti, masa depan Indonesia ada di tangan anak muda yang mau turun tangan.