Waspada Banjir Rob di Pesisir Jakarta, 18–27 Juli 2025: Ini Informasi Lengkapnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kepada warga Jakarta, khususnya yang tinggal di kawasan pesisir. Mulai tanggal 18 hingga 27 Juli 2025, wilayah pesisir Jakarta berpotensi mengalami banjir pesisir atau banjir rob yang dipicu oleh fenomena pasang maksimum air laut.
Dalam rilis resminya, BMKG menjelaskan bahwa potensi banjir ini berkaitan erat dengan fase bulan purnama yang mempengaruhi naiknya permukaan air laut secara signifikan, terutama pada pagi hingga siang hari. Warga di sekitar pesisir diimbau untuk lebih waspada, mengantisipasi kemungkinan genangan dan gangguan aktivitas harian.
Apa Itu Banjir Rob dan Mengapa Terjadi?
Banjir rob adalah peristiwa naiknya air laut yang menggenangi daratan, terutama wilayah pesisir rendah. Berbeda dengan banjir karena hujan deras atau luapan sungai, banjir rob murni disebabkan oleh pasang air laut, dan bisa terjadi tanpa hujan sekalipun.
Fenomena ini biasanya bertepatan dengan fase bulan baru atau bulan purnama, ketika gaya tarik gravitasi bulan dan matahari berada pada posisi maksimal terhadap bumi.
“Periode antara 18 hingga 27 Juli 2025 berpotensi menghadirkan pasang maksimum air laut di wilayah utara Jakarta. Kondisi ini bisa menyebabkan air laut meluap ke permukiman warga di pesisir” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Wilayah Jakarta yang Berpotensi Terdampak
Menurut data dari BMKG dan Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI AL (Pushidrosal), berikut adalah beberapa wilayah pesisir di Jakarta yang berpotensi mengalami dampak dari banjir rob:
- Penjaringan (Jakarta Utara)
- Pluit dan Muara Baru
- Sunda Kelapa dan Ancol
- Kamal Muara
- Marunda dan Cilincing
- Tanjung Priok
Wilayah-wilayah ini kerap mengalami genangan saat terjadi pasang tinggi, apalagi jika disertai gelombang laut sedang dan angin kencang dari arah utara.
Dampak Potensial bagi Masyarakat
Banjir rob yang terjadi selama beberapa hari berturut-turut bisa berdampak pada banyak sektor, antara lain:
- Aktivitas transportasi terganggu, terutama kendaraan kecil dan sepeda motor.
- Perekonomian nelayan bisa lumpuh sementara karena akses pelabuhan terganggu.
- Kerusakan fasilitas umum, seperti jalan, taman, dan saluran air.
- Kerentanan lingkungan dan kesehatan, karena air laut menggenangi area permukiman.
Selain itu, air pasang bisa mempercepat kerusakan infrastruktur, seperti tanggul atau jalan beton di pesisir, dan bahkan memperparah intrusi air laut ke sumber air tanah warga.
Imbauan Resmi dari BMKG
Untuk mengurangi dampak dari banjir rob, BMKG mengimbau beberapa hal penting kepada warga pesisir:
- Perhatikan jam-jam pasang maksimum, biasanya terjadi antara pukul 05.00–10.00 pagi.
- Tinggikan barang-barang penting dan alat elektronik di rumah.
- Gunakan alas kaki jika harus berjalan di genangan air laut untuk mencegah iritasi atau infeksi.
- Hindari berkendara di rute rawan rob, terutama sepeda motor.
- Pantau informasi cuaca dan pasang surut melalui aplikasi InfoBMKG dan media sosial resmi.
Selain itu, para nelayan dan pelaku usaha di pelabuhan diminta tidak memaksakan aktivitas pelayaran jika kondisi air laut dan gelombang tidak mendukung.
Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, melalui Dinas Sumber Daya Air dan BPBD, menyatakan telah meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk dengan:
- Penyiapan pompa air dan tanggul darurat.
- Koordinasi dengan RW dan kelurahan di wilayah pesisir.
- Sosialisasi kepada warga tentang jalur evakuasi dan tindakan darurat.
BPBD juga menyebutkan bahwa timnya telah siaga 24 jam untuk memantau wilayah rawan genangan rob, terutama di area yang sebelumnya pernah terdampak pada awal tahun.
Penutup: Siaga Bukan Panik
Meski potensi banjir rob cukup nyata, masyarakat tidak perlu panik. Dengan informasi yang akurat dan langkah antisipatif, dampak dari fenomena ini bisa ditekan seminimal mungkin.
“Ingat, cuaca dan fenomena alam tidak bisa kita hentikan, tapi kita bisa bersiap dan mengurangi risikonya,” ujar BMKG dalam pernyataan penutupnya.
Tetap waspada, pantau informasi resmi, dan bantu sebarkan informasi ini ke keluarga serta tetangga. Karena kesiapsiagaan dimulai dari kesadaran bersama.